(Entognya Kurang Fotogenik)
Gelegar petir tak mampu mengagetkan otak yang kian membeku.
Hanya menatap keluar jendela menyaksikan hujan, ku terpaku.
Terkenang segala hal yang membuat runtuh hidupku.
Teringat usaha-usahaku yang sia-sia selalu.
Semua cita kini terasa halu.
Apakah kau masih di sana wahai Tuhanku?
Hasil tak akan menghianati usaha, bukankah begitu?
Tapi berapa banyak yang terhianati oleh kalimat itu?
Lalu doa, bukan kah doa adalah kekuatanku?
Doa ibu pada anaknya adalah yang paling mustajab, bukankah itu sabda kekasihMu?
Lalu kau anggap apa doa ibuku di waktu subuh dan ketika matahari sepenggalah naik itu?
Tolong jangan jadikan semua seolah palsu!
Aku tak punya lagi asa..
Dayaku habis tak tersisa.
Semua karena usaha-usaha yang sia-sia.
Dan doa-doa yang tak mampu menembus angkasa,
hanya bertebaran menjadi polusi udara.
0 komentar:
Posting Komentar